2/15/2013

Amanda part 3

Lama kelamaan aku jadi kepikiran Fadli terus menerus. Aku bingung. Kenapa aku jadi begini? Memikirkan orang yang jelas-jelas temanku saja dan tidak lebih. Lagian, gak mungkin juga Fadli menyukaiku. Dia tipe orang yang termasuk selera tinggi. Sedangkan aku, hanya cewek biasa.

Hari demi hari aku jalani seperti biasa. Tapi, kali ini ada Fadli yg selalu menemani hari-hariku. Dia membuatku dilema dan bingung. Kenapa dia begitu perhatian ke aku. Padahal jelas-jelas dia masih sangat berharap ke Candra. Apa mungkin dia ingin melupakan Candra dengan mendekatiku? Ahh, pikiranku selalu negatif tentang Fadli.

Sampai suatu saat, aku sangat terpengaruh olehnya. Dia sangat mesra sekali kepadaku. Sampai aku harus beranikan diri bertanya kepada dia.

Aku: "Fadli, sebenernya kita ini apa? Sahabat bukan, pacar juga bukan. Tapi kita deket banget."
Fadli: "Bagaimana kalau kita pacaran saja?"

Aku langsung kaget mendengar perkataan dia tentang itu. Aku gak tau. Aku harus gimana lagi. Aku sudah terlanjur cinta ke Fadli, tapi pikiran tentang Candra masih menghantuiku. Mungkin, aku harus mencoba menerimanya. Siapa tau, dia benar-benar mencintaiku. Dan pada waktu itu, kami jadian.

Kami menjalani hari seperti biasanya. Tapi dengan status baru. Yaitu "berpacaran". Terkadang, banyak sekali masalah yang membuatku tidak yakin kepada Fadli. Aku berfikir, apa aku cuma jadi mainannya? Selama berpacaran, dia jarang sekali memperhatikanku dan mempedulikanku. Tidak seperti dulu waktu kita masih "tanpa status"

Kita sering main bersama, tetapi dengan teman yang lain. Tidak berdua saja. Suatu hari aku senang sekali. Mengukir kenangan indah bersamanya. Bercanda bersama sambil menikmati awan yang sedang mendung. Jujur saja, aku rindu saat-saat itu.

Senang, sedih, duka, bahagia kami jalani bersama hingga 10 bulan lamanya. Dan tepat waktu anniversary kita yang ke 10 bulan, aku mendapatkan luka yang cukup dalam. Dia mengaku padaku, kalau dia mulai dekat dengan adek kelas. Aku tau, pasti anak yang dia dekati jauh lebih cantik dari aku. Jelas aku hanya cewek biasa yang selalu berharap kesetiaan Fadli hanya untukku. Tapi semua itu hanyalah harapan belaka.

Setelah aku mendengar perkataan itu dari mulutnya, rasanya ingin menangis setiap bertemu dengannya. Mengingat masa-masa indah dulu yang sudah kita lalui bersama-sama. Mengingat cuma dia yang bisa membuatku "move on" dari Andre. Tapi itu cuma masa lalu, Fadli yang dulu bukannya Fadli yang sekarang. Sejujurnya, aku merindukan Fadli yang dulu. Melihat foto dan pesan-pesan singkatnya yang dia kirim ke aku. Apalagi, ucapan selamat tahun baru yang sangat manis. Membuatku meneteskan air mata ini.

Dia memang manis seperti biasanya, tapi tidak semanis saat masih hanya aku yang ada di hatinya. Aku gak tau isi hatinya yang sebenarnya. Tapi aku bisa melihat siapa yang sebenarnya dia inginkan. Siapa yang sebenarnya dia cintai, dan siapa yang benar-benar bisa membuat dia bahagia. Jujur saja, selama ini aku belum bisa membahagiakannya. Bisa saja dia mencari penggantiku yang bisa membuat dia bahagia.



next, Amanda part 4

No comments:

Post a Comment