Ini cuma cerpen ya, dan fiktif belaka. Enjoy this :)
Hai namaku Amanda, aku salah satu murid di salah satu sekolah SMP yang letaknya ada di Surabaya. Aku masih kelas 7 yang baru keterima di sekolah ini. Waktu di SD, aku bisa dibilang nakal dan bandel. Itu sih menurut temen-temen aku. Kalo menurutku aku juga biasa-biasa saja. Dari SD aku yang diterima di SMP ini gak lumayan banyak. Mungkin cuma 15 anak. Karna SMP ini cukup tinggi kalau masalah pelajaran. Maksudnya anaknya pinter-pinter. Jadi ya banyak saingannya dan otaknya harus cukup buat masuk ke SMP ini.
Setelah pembagian kelas, namaku gak di panggil-panggil buat masuk ke kelas apa. Dan temenku yang namanya Sinta udah masuk ke kelas 7C. Sampe mau kelas 7J pun namaku juga belum di panggil. Trus tiba-tiba temenku yang namanya Sinta nyamperin aku dan bilang kalo aku masuk kelasnya. Aku cukup heran karena aku gak tau kalau namaku tadi sudah dipanggil. Ya sudah aku langsung pergi ke ruang kelas 7C.
Besoknya, aku punya teman baru. Anak-anak di kelas ini cukup baik dan ramah sama aku. Teman baruku yaitu Diana dan Dini. Mereka cukup baik dan ramah. Mereka dari sekolah SD yang berbeda, tapi sebelumnya mereka sudah kenal karena mereka duduk satu bangku. Setelah itu, aku menjalani sekolah seperti biasanya.
Aku di SD sempat pacaran sama Andre, dan dia sekarang satu sekolah sama aku. Tapi dia ada di kelas 7D dan ruang kelasnya bersebalahan sama kelasku. Setelah masuk SMP, sifat dan sikap Andre berubah drastis. Dia jarang ngehubungin aku dan gak pernah nyapa aku di sekolah. Aku jadi heran. Dan sudah lama aku gak pernah di perhatiin tiba-tiba muncul rasa pengen tahuku. Aku penasaran kenapa Andre berubah. Dan aku bertanya ke teman sekelasnya dan kebetulan aku bertanya pada temanku yang tepat. Namanya Gilang. Aku hanya mengirim dia pesan singkat (SMS) karena di sekolah aku jarang bertemu dengannya.
"Hai Gilang, masih ingat aku? Aku Amanda temen satu SD kamu." begitu isi pesan singkatku.
Tapi, sudah satu jam yang lalu aku mengirim pesan singkat itu, Gilang juka tak kunjung membalasnya. Akhirnya aku tinggal tidur saja. Siapa tau bangun tidur dia membalasnya. Dan benar. Bangun tidur aku langsung saja membuka ponsel. Dan Gilang membalas pesan singkatku tersebut.
Gilang: "Oh Amanda, tentu saja ingat. Kok kamu masih nyimpen nomer ponselku. Dan tumben banget kamu sms. Ada apa?"
Aku: "Iya aku masih nyimpen nomer kamu. Siapa tau kamu masih belum ganti nomer. Oh ya, kamu satu kelas kan sama Andre. Aku boleh tanya sesuatu gak?"
Gilang: "Tentu saja. Memangnya kamu mau bertanya apa?"
Aku: "Andre di kelas lagi deket sama cewe ya? Akhir-akhir ini dia jarang menghubungi aku. Ketemu pun dianya kayak ngehindar gitu"
Gilang: "Loh? Kamu masih pacaran sama Andre? Dia di kelas sudah punya pacar. Namanya Indri."
Setelah Gilang membalas pesanku dengan bilang kalo Andre sudah punya pacar baru, aku langsung kaget, sedih, marah, campur rasanya. Dan aku buru-buru membalas pesannya tersebut.
Aku: "Serius kamu? Ok, makasih ya Gilang."
Gilang: "Iya, sabar ya kamu."
Dan aku langsung tidak membalas sms Gilang tersebut. Malamnya, ponselku berbunyi dan ternyata itu adalah bunyi sms dari Andre. Dan sms itu berisi.
"Amanda, maaf selama ini aku sudah gak pernah mikirin kamu. Jujur saja, aku sudah punya pacar baru. Namanya Indri. Dan aku mau hubungan kita berakhir sampai disini."
Perasaanku langsung campur aduk, tega banget dia kayak gitu ke aku. Dan aku langsung membalasnya pesannya.
"Tega ya kamu. Udah gak ngasih kabar selama ini, ketemu juga gak pernah nyapa, tau-tau sekarang udah punya pacar baru. Ok, kalau kamu mau kita putus, ya udah kita putus. Ingat, karma menghantui kamu"
Besoknya, aku datang ke sekolah dengan wajah sedih.
Diana: "Amanda, kamu kenapa? Kok sedih gitu?"
Langsung aku ceritakan semuanya ke Diana. Diana mengerti dan mencoba menghiburku dengan mengajakku ke kantin.
to be continue in Amanda part 2 ;)
No comments:
Post a Comment